Senin, 14 Mei 2012

sukhoi oh super jet oh 100. kenapose sih lo mak?


somehow, gue ngerasa janggal dengan pemberitaan media akhir akhir ini mengenai musibah kecelakaan transportasi sukhoi super jet 100 yang terjadi pekan lalu. janggal? yes. lebay? might be. gue ngerasa perhatian media, peliputan, dan ebebrapa hal tetek mbengek tentangnya agak sedikit berlebihan. bahkan gue jadi berpikiran skeptis tentang kejadian ini, pengalihan perhatian massa -klasik, khas indonesia-. pengalihan dari apa? ya apalagi, kasus korupsi yang menyeret pemerintahan lah. demokrat dan seluruh kecebongnya yang sedang bikin heboh, serta semua kepicikan mereka.

keanehan pemberitaan media tentang kecelakaan SSJ 100 dimulai dengan pemberitaan yang over exposed -menurut gue-. inget gak sih hari kamis ketika foto pertama tentang crash site ditunjukkan ke publik? hampir semua media seolah berusaha menunjukkan bahwa mereka juga punya copian foto itu -yang sayangnya bukan sesuatu yg langka sehingga sangat layak dipamerkan. coba Anda bayangkan, foto itu hanya satu shoot, dan dipamerkan oleh semua media, dan showed at the rest of the day (plus many hours at the next day).

dan yang lebih aneh lagi, few statements from SAR seolah juga ikut ikutan diputar, secara terus menerus. *lumayan pak bisa jadi artis dadakan, tapi ingat ya, cepet meroket ya mungkin cepet redup lagi, kayak sintah jojoh yang jualan sosis goreng di depan SD tea. baru hari pertama saya sudah mulai jenuh dengan pemberitaan itu. lebih anehnya lagi adalah ketika media berjanji akan terus mengupdate pemberitaan tentang kecelakaan naas tersebut. sepintas terlihat wajar, namun saya yakin anda akan kaget melihat
kondisi aktualnya ketika janji tersebut dipenuhi.

setiap jam mereka memberitakan kemajuan evakuasi, bahkan ketika saya sendiri menyimpulkan bahwa belum ada kemajuan yang dicapai-. belum ada foto baru, belum sampai ke crash site, belum ada data dan informasi teranyar yang bisa dipamerkan. jadinya? hanya spekulan yang mencoba menebak nebak bagaimana peristiwa naas itu terjadi. sekali lagi, saya menjadi jauh lebih jenuh dengan pemberitaan itu.

sifat opportunis masyarakat indonesia juga ternyata timbul disini. media seakan berlomba membuat segmen acara berita baru, yang membahas khusus tentang kecelakaan SSJ 100. hal yang paling menyedihkan adalah ketika hari hari awal kejadian, full teng dimuat di seluruh media materi siaran yang sama. saya pun melontarkan celetukan iseng untuk diri saya sendiri, "news is sucks."


setidaknya sebaiknya marilah bersikap arif menanggapi kejadian seperti ini. sebetulnya ada apa sih dibalik peristiwa SSJ 100 ini? berapa sih penumpangnya? jumlah korban 45 orang kan? saya pikir bukan jumlah yang banyak untuk kecelakaan transportasi di Indonesia. mari kita ingat kembali, berapa banyak korban transportasi air antar pulau yang kapalnya karam, kemudian penumpangnya tersapu gelombang, kemudian hilang entah kemana. saya pikir jumlahnya juga lebih patut diperhatikan karena pada dasarnya kita merupakan negara kepulauan, dan negara kepulauan pasti lebih butuh transportasi laut, murah, dengan kapasitas angkut yang lebih banyak -bahkan seringkali kebanyakan :D-.

kemungkinan lain adalah karena mereka adalah orang orang kaya pemilik modal -sumpah ini pemikiran yang saya akui paling picik yang sekarang terlintas di benak saya-. mereka pemilik modal, (berpeluang) menciptakan lapangan pekerjaan, dan blah blah blah. padahal tau sendiri kan, perekonomian yang paling banyak berkembang dan memajukan indonesia adalah sitem ekonomi mikro. pedagang di pasar, ternak ayam, petani sayur, dll. jumlah perputaran uangnya lebih kecil, tentu. tapi itulah perekonomian yang saya rasa penting dilakukan untuk indonesia, negara berkembang dengan penduduk sangatlah banyak, yang hampir semuanya butuh pekerjaan, dan semuanya tak akan terserap oleh sistem ekonomi makro.

atau, bisa juga karena ini hanyalah pengalihan opni publik. sifat khas dalam politik Indonesia. pengalihan perhatian massa daripada terus memperhatikan berita tentang enjelina joli yang mengehbohkan karena meskipun dia kaum sosialita tapi tidak mempunyai hempong bebeh. aduh mbak, kalo ngibul tuh yang cerdas dikit dong. tapi bener juga ding kibulan dia. kalo dia pinter ngibul, berarti tidak punya behaviour dong, trus gabisa kepilih jadi putri endonesah rayah tercintah dong. halah... ngelantur. pokoknya bukan gak mungkin ini pengalihan aja biar demokrat gak panas dingin dicecer korupsiannya kemana aja. :D

Kembalilah ke ajakan saya tadi, marilah bersikap wajar dengan kejadian seperti ini. saya pikir media terlalu melebih lebihkan pemberitaan. saya sendiri mengucapkan turut berduka cita, kehilangan orang yang disayangi memang rasanya berat untuk bisa bersikap ikhlas. namun jangan sampai hal tersebut menjadi bumerang ketika media menayangkan hal yang sama terus menerus, sehingga penonton menjadi bosan, hingga pada akhirnya kehilangan simpati terhadap kejadian tersebut.