Membuat resolusi hampir bisa dikatakan sebagai rutinitas yang rutin dilaksanakan setiap pergantian tahun. Isinya tidak buruk kok, bahkan bisa dikatakan pasti baik semua. Isinya bermacam macam, ada yang menyoroti sisi gaya hidup, ekonomi, bahkan masalah spiritual. Sayangnya, banyak dari kita yang menganggap resolusi itu lebih seperti seremonial saja. Lewat dari akhir januari, banyak dari kita yang bahkan sudah lupa akan resolusi yang sudah disusunnya untuk sisa 11 bulan ke depan. Lah?
kalau kita cerdas, untuk menjadi lebih baik tidak harus selalu berpatokan pada resolusi resolusi tersebut, yang kadang malah di tengah jalan kehilangan semangat dari penyusunnya sendiri. Hidup bermasyarakat bisa jadi lebih dari cukup untuk belajar lebih baik, kalau kita mau peka dan membuka diri.
Gue pernah bertemu dengan penjual krupuk keliling, tunanetra, sosok yang cuma gue lihat di televisi. Kadang memang kita harus mensyukuri apa yang ada pada diri kita dengan terlebih dahulu melihat sesorang yang kekurangan. Tidak etis sebetulnya, tapi memang itulah yang paling sering terjadi. Malah lucunya, beberapa orang, boro boro menjadikannya sebagai suatu refleksi, malah pura pura gak nvelihat, atau malah menjadikannya bahan olokan, seperti acara lawak jaman sekarang yang makin ngaco?
berubah jadi lebih baik itu tidak perlu nunggu tahun baru, kapanpun bisa, asal kita mau membuka pikiran dan hati. Ngomong ngomong, gimana deagan resolusi 2014 nya? ada yang sudah tercapai? :D