Rabu, 17 Juni 2015

Take it or leave it, dude

Loong time didn't post anything already. Kerjaan lagi banyak kak, gaji masih belum naik naik aje *emot nangis disini*

Gak kerasa gue udah tiga tahun lebih kerja di kantor gue yang sekarang. Artinya memang masa masa manisnya kerja sudah terlewat. Yang kini sedang banyak mampir adalah masa masa jenuh dan goyang. Waktu pindah dan goyang sudah agak sering menggoda pikiran. Tapi kita harus selalu ingat, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau dibandingkan dengan rumput kita sendiri. Masalahnya, they're always fertilized with bull shit. XD

Namanya kerja, gue tahu gak semua tempat kerja itu asik. Tiap tempat kerja pasti punya plus dan minus masing masing. Gue sendiri tahu dan sadar betul, untuk beberapa aspek, tempat kerja gue ada sisi yang agak 'meh', walaupun gue sendiri buktinya masih betah. Lol. Karena gue bekerja di kantor pusat, sisi individualis masing masing employee memang sangat terasa. Sisi yang selama ini gue anggap sebagai poin minus, ternyata punya sisi plus nya sendiri. Tak banyak rumor atau isi negatif yang berkembang di antara employee. Saat berkunjung ke unit, baru semua hal negatif itu terasa. Staff maupun karyawan, pria atau wanita, sama aja, semuanya tukang rumpi. Gosip maupun rumor menyebar dengan sangat cepat mengalahkan bau rebusan tandan yang sedang diproses.

Saat kunjungan terakhir ke unit, gue kembali bertemu dengan staff kebun. Dari awal memang sudah tidak begitu respek dengan dia. Kalau disebut malas, memang iya, bisa jadi, malah sudah jengah dengan kelakuannya. Terkenal sebagai lelaki penyebar rumor, walaupun gue gak pernah terlibat langsung, lama lama membuat gue malas.

Anggaplah si itu kita sebut sebagai Fulan. Si Fulan ini sering sekali tertangkap membicarakan orang lain. Mulai dari project gue di keun, atasan gue di kebun, dan entah tetek bengek lainnya. Gue sendiri gak terlalu paham dengan masalah dia. Rumor yang beredar, dia sempat bekerja 'induk' kantor gue, trus kecewa dengan kantor yang sekarang, lalu menumpahkan kekecewaannya dengan menyebar omongan buruk. Entah apa tujuannya, secara langsung yang gue tangkap, dia seperti merusak citra kantor, tapi efek tidak langsungnya adalah mengikis loyalisme karyawan dan staff ke kantor. Mungkin dia belum puas hingga seluruh karyawan yang ada di lingkungannya meninggalkan kantor ini, kemudian kantor menjadi runtuh karena tidak ada karyawan yang mau bekerja. meh

Gaes, sebenarnya, kalau menurut pemikiran gue, apa sih untungnya menjelekkan citra orang, institusi, atau what soever? Gue sendiri bukan menjelekkan si Fulan, hanya menjadikan dia contoh yang sangat tepat. Kalau memang tidak suka, kecewa, atau merasa di PHP dengan kantor, atau malah pasangan, yaudah, tinggalin. Take it or leave it. gue sendiri paling tidak suka dengan orang yang sering mengeluh tentang ini itu, tapi tidak melakukan apapun tentang si ini dan itu. Semakin sering mengeluh tentang kondisi kalian saat ini, itu membuktikan kalau kalian tidak bisa melakukan apa apa untuk merubahnya, so just take it already. Kalau kamu memang bijak, powerful, smart, or whatsobeneficialever trait, yasudah, resign, keluar, cari kantor lain yang menurut kalian ideal -dan mau mempekerjakan kalian-.

Kalau memang kalian sudah berusaha mencari yang baru, tapi belum berhasil, seperti kasus si Fulan, yasudah, lebih baik duduk manis dan berdizikir, instropkesi diri, atau menunggu keajaiban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar