Jumat, 19 Juni 2015

7 hal mengenai teraweh yang perlu diantisipasi oleh jamaah musiman

Sholat teraweh memang ibadah yang sangat seremonial. Trademark Bulan Ramadhan yang sangat ditunggu tunggu. Tapi ada beberapa hal sepele yang perlu diantisipasi oleh jamaah musiman, apa saja itu? Berikut 7 hal yang perlu dihindari versi whiteheaded-spot

1. 23 rakaat
11 atau 23 Mas? Pertanyaan yang common bagi jamaah mesjid musiman. Kalau jawabannya 11, pasti penanya akan tersenyum sumringah. Tapi kalau jawabannya 23, opsinya sih biasanya antara nafas dalam dan terdengar berat, atau malah putar balik meninggalkan masjid. Lol
Sebenarnya selain 11 dan 23, ada lagi yang saya sebut sebagai tim 8. Soalnya kelakuannya kabur setelah rakaat kedelapan. Ini mungkin jamaan musiman paling musiman, alias serba nanggung saat beribadah.

2. Imam berumur.
Kalau yang ini implikasinya agak banyak dan cukup kompleks. Dari gerakan yang kurang gesit atau baca suratnya pelan (dari segi speed atau volume). Overall, teraweh jadi lama dan gak beres beres. Kan jamaahnya masih pada laper karena baru minum es sama jajan gorengan. Hahaha

3. Ada tausyiah
Ini juga agak gengges. Padahal mulia lho, tapi pasti dihindari sama jamaah mesjid yang sifatnya musiman. Seperti tadi ketika sebelum teraweh diumumkan akan ada tausyiah sebelum witir, jamaah akhwat (yang kebanyakan ibu ibu) mengeluh dan serempak berkata 'yaaahhhh...'. Tapi ibu ibu itu hanya berani sepik. Ketika rakaat ke delapan usai, gak satupun yang berani angkat kaki untuk menonton 7 manusia harimau season ramadhan. 

4. Jamaah berumur
Yang ini gak kalah tricky. Soalnya susah menebak secara akurat berapa jumlah jamaah senior di dalam masjid. Meskipun secara agregat mereka kalah jumlah, tapi jika mereka punya kedekatan personal dengan imam, bisa jadi imam akan ikut menurunkan speed membacanya lafal sholat.

5. Ruangan terlalu nyaman -karpet tebal nan empuk, ruangan dengan pencahayaan temaram, dan suhu bersahabat dengan tengkuk-
Ruangan nyaman memang ideal, tapi untuk teraweh, menurut penulis sifatnya eksepsional. Jamaah musiman pada umumnya melakukan ibadah ala kadarnya. Implikasinya, begitu adzan maghrib makannya sudah ngalah ngalahin Ed Stafford ketika selesai shooting acara 'Marooned'. Maka tak heran kalau sampai ketika teraweh mendapatkan ruangan super comfy, pada rakaat ketiga sudah mulai sempoyongan, atau malah sudah ambruk?

6. Sendal buluk
Mimpi buruk setiap ke masjid. Sendal jepit baru dan mengkilap akan tertukar dengan sepasang sendal buluk. Yang antara alasnya sudah dekil, mengelupas, japitannya sudah nyaris terbelah, atau malah sudah pernah putus, kemudian dipasangi dengan peniti atau paku. Misteri bagaimana mereka bisa tertukar, agaknya itu adalah misteri besar alam semesta. Misteri yang sama besarnya dengan siapa pembunuh JF Kennedy.

7. Malam Pertama.
Ini yang sering bikin galau galau gak jelas. Malam pertama teraweh bisa dijamin kalau mesjid akan penuh, atau malah akan luber luber. Tidak berangkat teraweh, gak mainstream, atau malah gak bisa dikatain anak kekinian. Tapi kalau berangkat, kemungkinan sudah di barisan paling belakang, dekat tempat wudhu. Solusinya bisa dengan berangkat lebih awal, tapi ya apa bakal ikhlas? Phineas and Ferb masih belum abis, begitu juga Masterchef US season 6 (walaupun re run). 

Kamis, 18 Juni 2015

Sepit dan Kerupuk Ikan


We do love travel, fcuk yeah!!! terlepas dari idioms yang berkata 'The world is a book and those whatsoever,' travelling memang sudah menjadi lifestyle. Kalau buat kebanyakan orang travelling itu sebagai lifestyle yang bersifat entertainment, buat gue travelling itu bagian dari perjalanan dinas yang menjemukan *eh.




Minggu lalu gue ke Sumatera Selatan. Bukan kali pertama ke daerah itu, tetapi biasanya memang kita naiknya lewat jalur darat. Kali ini lewat sungai, merasakan satu satunya metode transportasi yang belum pernah gue coba, kapal kecil. *sebetulnya sudah pernah sih, ketika naik kapal nyeberang ke pulau pari, tapi rasanya beda, karena ini hanya speed boat kayu yang isinya tak sampai 30 orang*. Hal yang paling saya suka, adalah banyaknya kelapa di perkampungan yang masih bagus, di daerah saya, kelapa sudah habis terkena serangan Orcytes ToT






Jam setengah lima pagi kami sudah siap, menunggu sepit -dan juga mobil yang akan mengantar-. Perjalanan dari lokasi ke Palembang makan waktu 3-4 jam, tergantung amal dan perbuatan. Lamanya waktu perjalanan dan minimnya pertimbangan kenyamanan, membuat saya terpaksa memungut beberapa buah batu untuk disimpan teman saya, karena dia sedang sakit perut. Lama pasti perjalanan tergantung seberapa sering sepit transit, karena kita memang naik sepit umum, ya harus agak bersabar.





















Dari sungai yang hanya selebar 20 meter, ukurannya berubah tergantung lokasi. bisa ke lebar, atau sangat lebar. Tiadanya alat penyelamatan hanya membuat kita berharap bahwa tidak akan ada hal buruk yang terjadi, karena biasanya jika ada kapal karam, yasudah ikhlaskan saja, SAR saja tidak ada. hehehe

Sampai palembang agak siang, kami masih sempat mencari langsung ke sentra produksi kerupuk ikan yang beken di sana -selain pempek-. Pencarian kerupuk ikan dengan pertimbangan bahwa sudah akan masuk musim puasa -walaupun tidak ada hubungannya juga sih). Saat memilah milah kerupuk, harganya sangat berbeda dengan di toko souvenir besar, misalnya C*NDY. Satu kantong plastik besar di produsen yang saya beli dengan harga 12 ribu, teryata untuk item yang hampir serupa (tentu dengan merk yang berbeda), harganya 23 ribu di toko oleh oleh. wew.

Hal yang agak khas di daerah produsen kerupuk ini, adalah hampir semua pembuat kerupuk merupakan etnis tionghoa. Jadi ya jangan kaget kalau banyak aroma Tionghoa disini. Dari peletakan cermin di atas pintu rumah, tempat dupa yang tergantung di teras, atau kertas/kain bermotif stempel yang biasa dilihat di film Mandarin. Rumah persembahyangan juga mudah dijumpai di beberapa gang/jalan.

Membeli kerupuk seperti ini memang sangat murah kalau membeli langsung di produsennya, harganya berbeda jauh, ditambah kualitas yang bisa dikatakan hampir sama. Hanya saja harus ekstra hati hati dan sabar karena lokasinya masuk masuk gang kecil. Pengalaman saya, membeli kerupuk kadang membuat malas karena saat membawanya. Volume terlalu besar untuk amsuk ke kabin, terlalu rapuh untuk masuk bagasi. Tetapi ternyata kru maskapai menyediakan akomodasi khusus untuk kerupuk. Mereka berjanji akan handle krupuk di bagasi dengan berhati hati, jadi no worries, ayo beli kerupuk ikan. hehehe






Rabu, 17 Juni 2015

Take it or leave it, dude

Loong time didn't post anything already. Kerjaan lagi banyak kak, gaji masih belum naik naik aje *emot nangis disini*

Gak kerasa gue udah tiga tahun lebih kerja di kantor gue yang sekarang. Artinya memang masa masa manisnya kerja sudah terlewat. Yang kini sedang banyak mampir adalah masa masa jenuh dan goyang. Waktu pindah dan goyang sudah agak sering menggoda pikiran. Tapi kita harus selalu ingat, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau dibandingkan dengan rumput kita sendiri. Masalahnya, they're always fertilized with bull shit. XD

Namanya kerja, gue tahu gak semua tempat kerja itu asik. Tiap tempat kerja pasti punya plus dan minus masing masing. Gue sendiri tahu dan sadar betul, untuk beberapa aspek, tempat kerja gue ada sisi yang agak 'meh', walaupun gue sendiri buktinya masih betah. Lol. Karena gue bekerja di kantor pusat, sisi individualis masing masing employee memang sangat terasa. Sisi yang selama ini gue anggap sebagai poin minus, ternyata punya sisi plus nya sendiri. Tak banyak rumor atau isi negatif yang berkembang di antara employee. Saat berkunjung ke unit, baru semua hal negatif itu terasa. Staff maupun karyawan, pria atau wanita, sama aja, semuanya tukang rumpi. Gosip maupun rumor menyebar dengan sangat cepat mengalahkan bau rebusan tandan yang sedang diproses.

Saat kunjungan terakhir ke unit, gue kembali bertemu dengan staff kebun. Dari awal memang sudah tidak begitu respek dengan dia. Kalau disebut malas, memang iya, bisa jadi, malah sudah jengah dengan kelakuannya. Terkenal sebagai lelaki penyebar rumor, walaupun gue gak pernah terlibat langsung, lama lama membuat gue malas.

Anggaplah si itu kita sebut sebagai Fulan. Si Fulan ini sering sekali tertangkap membicarakan orang lain. Mulai dari project gue di keun, atasan gue di kebun, dan entah tetek bengek lainnya. Gue sendiri gak terlalu paham dengan masalah dia. Rumor yang beredar, dia sempat bekerja 'induk' kantor gue, trus kecewa dengan kantor yang sekarang, lalu menumpahkan kekecewaannya dengan menyebar omongan buruk. Entah apa tujuannya, secara langsung yang gue tangkap, dia seperti merusak citra kantor, tapi efek tidak langsungnya adalah mengikis loyalisme karyawan dan staff ke kantor. Mungkin dia belum puas hingga seluruh karyawan yang ada di lingkungannya meninggalkan kantor ini, kemudian kantor menjadi runtuh karena tidak ada karyawan yang mau bekerja. meh

Gaes, sebenarnya, kalau menurut pemikiran gue, apa sih untungnya menjelekkan citra orang, institusi, atau what soever? Gue sendiri bukan menjelekkan si Fulan, hanya menjadikan dia contoh yang sangat tepat. Kalau memang tidak suka, kecewa, atau merasa di PHP dengan kantor, atau malah pasangan, yaudah, tinggalin. Take it or leave it. gue sendiri paling tidak suka dengan orang yang sering mengeluh tentang ini itu, tapi tidak melakukan apapun tentang si ini dan itu. Semakin sering mengeluh tentang kondisi kalian saat ini, itu membuktikan kalau kalian tidak bisa melakukan apa apa untuk merubahnya, so just take it already. Kalau kamu memang bijak, powerful, smart, or whatsobeneficialever trait, yasudah, resign, keluar, cari kantor lain yang menurut kalian ideal -dan mau mempekerjakan kalian-.

Kalau memang kalian sudah berusaha mencari yang baru, tapi belum berhasil, seperti kasus si Fulan, yasudah, lebih baik duduk manis dan berdizikir, instropkesi diri, atau menunggu keajaiban

Jumat, 15 Mei 2015

Es Teh berbahaya di Monas

Jujur saya semakin ragu untuk jajan di luar setelah melihat tayangan reportase invetigasi di TV swasta kita. Walaupun di akhir acara ada profil penjual jujur yang disorot, otak kita sudah terbiasa untuk lebih mudah menerima sugesti negatif dari luar (yaitu jangan jajan diluar). Saya pikir reportase investigasi sudah sukses membuat kita makan dirumah, gerakan mulia sih. Hahaha

Kalau pernah wisata ke Jakarta, maka harusnya juga pernah ke Monas (entahlah, Monas sepertinya destinasi wajib bagi masyarakat daerah yang berkunjung ke Jakarta). Di Monas, banyak sekali bertebaran pedagang keliling yang selain tidak rapi, juga jelas jelas jorok karena selalu meninggalkan bekas sampah. Belum lagi, sudah menjadi rumor umum kalau penjual di Monas seringkali tidak jujur dalam menentukan harga makanan dan minumannya. Tapi bukan itu yang sedang saya sorot, tetapi minumannya yang sudah sehat.

Mengenai makanan, saya tidak yakin mengenai kesehatannya, tetapi untuk minuman, khususnya es teh, saya sudah menyaksikan sendiri praktik nakalnya, sehingga saya juga berani untuk menulisnya disini. Pertama, harga es teh kemasan cup di Monas sangat murah, hanya 3000. Bandingkan dengan harga air mineral merk paling beken se Indonesia yang 6000 per botol. Harga gula saja tidak pernah kurang dari 10.000 per kilo, mana mungkin bisa dapat harga seperti itu?

Dulu saya pernah melihat di Kaskus dimana praktik nakalnya adalah menggunakan es batu balok untuk pendingin. Walaupun itu juga bisa dikatakan tidak baik, praktek yang saya gunakan juga tidak kalah ngeri. 

Air yang digunakan, bukanlah air galon yang memang diperuntukkan untuk konsumsi manusia. Pagi pagi sekali, biasanya pedagang akan berbondong bondong ke stasiun Gambir untuk mengambil air dari keran (mungkin) toilet. Air toilet itu kemudian direbus secara berjamaah di pinggir pagar, kemudian dibagi kepada siapa yang membutuhkan, Tidak gratis tentunya.

Pembagian ini, menggunakan kemasan jerry can (atau bahasa Indonesianya, Jerigen). Air dalam kemasan jerigen ini dibawa oleh penjual es teh untuk digunakan menyeduh teh. Apa memang jerry can ini food grade? Dan apa kualitas plastiknya bisa digunakan untuk air panas? Penyeduhan dengan jerigen ini biasanya dilakukan di sudut sudut taman monas yang sepi. Saya pernah memergokinya di track lari monas, di lingkaran terluar.

Saat akan menyeduh teh, biasanya pelaku akan membawa tiga bahan, air panas dalam jerigen, teh kotak, dan pemberi rasa manis. Masalahnya, untuk pemberi rasa manis ini, bukan menggunakan gula, tetapi natrium siklamat, atau lebih beken sebagai biang gula atau sari manis. Satu kemasan tanggung siklamat ukuran 50 gr, satu jerigen air panas isi 5 liter, dan satu kotak teh, voila, jadilah ramuan teh manis untuk dijual murah. 

Kalau memang air keran dan jerigen tidak dianggap sebagai masalah, maka perhatian kita akan turun ke siklamat. Penggunaan siklamat dalam waktu panjang sudah beken sebagai perusak ginjal. Ya mungkin kita sendiri tidak akan membeli secara terus menerus, karena tidak setiap hari juga ke Monas, tapi lebih baik kalau kita menghentikan praktik nakal ini. 

Sabtu, 11 April 2015

AGH44Bersatu: Febri Farhanny

Rasanya sudah lama saya tidak membahas anggota keluarga besar AGH44Bersatu. Ada banyak memang anggotanya, yang resmi saja, ada 167 orang, belum lagi tambahan tambahan lainnya. Muehehehe

Kali ini sedang ingin membahas Febri Farhanny, diva super sediva divanya di AGH 44. Lahir dan besar entah dimana (yang saya tidak tahu pastinya karena dia agak aneh), wanita yang akrab dipanggil Mpeb ini memang memiliki kepribadian yang unik. Gadis yang jauh dari kesan feminim ini memang terkesan urakan, tomboy, dan slengekan, padahal aslinya memang seperti itu. 

Sempat menyambung hidup di depok dan Jakarta, Mpeb tumbuh sebagai anak gaul yang gak gaul gaul amat. Mpeb sendiri pernah bercerita kepada saya bahwa masa kecilnya tidak mudah. Sewaktu SD, Mpeb empat dieksploitasi oleh teman nge Gym nya untuk dipekerjakan sebagai peminta minta di lampu merah. Ya, anda memang sedang tidak salah baca, dari SD Mpeb sudah rajin nge gym. Kalau anda pernah dengar Gatotkaca yang beken sebagai otot kawat tulang besi, maka Mpeb lebih lagi. Otot kawat tulang besi rambut fiber optic kulit titanium dan kuku emas putih. Maka dari itu, kalau bertemu Mpeb, lebih baik bius dengan kloroform, dan sebelum dia sadar, eksploitasi tubuhnya semaksimal mungkin. Kulitnya bisa menjadi bingkai ratusan batu cincin, kukunya bisa menghasilkan mas kawin yang mewah.

Sebagai anak pertama dari delapan puluh bersaudara, Mpeb memiliki karakter yang mudah ditebak, keras dan berapi api. Bisa dibilang dia memang mirip batu bara, karena sama sama keras, dan sama sama mudah tersulut api. Hingga duduk di bangku kuliah pun, rupanya sifat keras ini masih tertanam dengan baik. Bukti nyatanya, dia pernah menantang angkot untuk membuktikan kekerasan kepalanya. Angkot yang sedang melaju kencang dari arah bogor ke ciampea, disambut oleh Mpeb yang seolah ingin menabrakkan diri. Tapi sayang, kekerasan kepala Mpeb tidak cukup. Mpeb kalah telak sehingga ia menderita luka luka yang cukup serius. Yang paling saya ingat adalah rahang yang bergeser serta gegar otak. Saya sendiri tidak yakin, mengapa Mpeb bisa menderita gegar otak, padahal seingat saya, dia sendiri sudah tidak punya otak.

Terlepas dari semua ulahnya yang mengundang elusan dada, Mpeb kini sudah menjelma menjadi sosok yang mengundang decak kagum. Dulu saya menyangsikan, bagaimana bisa Mpeb diterima di perguruan tinggi berbasis pertanian terbaik se Indonesia, sehingga saya hanya bisa menduga bahwa satu satunya alasan dia bisa kuliah di kampus berlogo gebuk kasur, adalah karena Paman dan Bibinya adalah staff pengajar jempolan disini. Ternyata saya salah, Mpeb adalah berempuan bertekat baja. Bukan baja hitam tentunya, karena ia bukan Kotaro Minami. Kalaupun boleh memilih, tentu Mpeb akan memilih menjadi baja hijau toska dengan semburat warna hijau lumut, sehingga dipanggil sebagai Ksatria Baja Bacan.

Saya sendiri belum terlalu lama menyadari kesuperpoweran Mpeb. Walaupun masih muda, Mpeb sudah sangat mandiri secara finansial. Mpeb sangat gigih mencari uang demi masa depannya, sehingga tidak heran dia sudah memiliki pedati untuk berangkat kerja, ditarik oleh dua ekor sapi kobe yang terkenal akan dagingnya yang sangat enak. Selain itu, Mpeb sudah memiliki banyak investasi, dari gigi palsu dari emas, puluhan hektar lahan dalam bentuk pulau yang ternyata sudah dikeruk pasirnya sehingga hilang, juga berbagai bentuk obligasi dari permainan monopoli.

Satu satunya masalah Mpeb saat ini adalah tingkat kecantikannya yang terlalu melimpah. Bisa dilihat dari semua DP BBM nya yang terlalu kawaii. Saya sendiri bingung apakah dia yang terlalu kawaii atau terlalu berpose selayaknya anak labil, bukan labil secara ekonomi tentunya, karena dia bukan vicky prasetyo. Baiklah kita berpikir secara positif, kalau memang Mpeb itu cantik, gorjes, febules, famanos, uno, dos, tres, ... (Lah, malah main dora doraan).









Sabtu, 04 April 2015

Pempek Cawan Putih

Postingan keempat hari ini. Dibilang penting, mmmm kayaknya postingan saya gak pernah ada yang penting, buktinya dari sekian postingan, number being read tinggi, tetapi tidak ada komen *bhayy.

Berhubung saya sedang lapar, mari membahas tempat makan, siapa tahu bisa kenyang dengan sendirinya. Di kawasan jakarta, ada beberapa kawasan makan yang sudah beken dari dulu, seperti pasar poncol, taman puring, atau jatinegara, lah kok gak nyambung iki piye? Lokasi makan yang lumayan dekat dari tempat saya adalah Sabang. Tidak perlu ke Banda Aceh lalu menyambung dengan kapal mesin, karena Sabang disini adalah Jl. H. Agus Salim.

Sabang sudah terkenal sebagai tempat makan, terlihat dari deretan gerai yang kebanyakan menjual pengisi perut, dari Kopitiam di ujung Utara hingga Restoran Garuda di ujung Selatan. Selain gerai permanen, kalau malam hari suasanannya akan semakin ramai karena banyak gerobak makan berjejer di kedua sisi jalan. Kalau saya katakan gerobak, it's literally gerobak. Konsepnya hampir sama dengan foodtruck yang sudah beken di Umerika, tapi secara fisik lebih ramah lingkungan (dan ramah modal).

Dari sekian banyak lokasi makan di Sabang, ada satu favorit saya, namanya Pempek Cawan Putih. Ditunjukkan oleh teman kantor yang lahir dan besar di Palembang, saya sadar kalau citarasanya tidak akan mengecewakan. Ada beberapa menu yang ditawarkan disini, dari mulai Pempek berbagai wujud, model dan tekwan, putih telur cabe garam, dan pindang. Pindangnya sendiri dibagi menjadi dua, pindang iga dan pindang patin. Menu favorit saya ada dua, pindang iga dan tekwan. Lainnya, mmmm, kecuali ditraktir mungkin saya tidak memilihnya. Hehehe

Pindang Iga disini rasanya memang sungguh yum yum yum. Kata teman kuliah saya yang bernama Remarchtito Heyziputra, yang berasal dari Jambi, citarasanya bisa dibilang sama enaknya dengan masakan asli sana. (jambi dan palembang dan hanya sepelemparan batu saja). Kalau sedang apes, bisa jadi dapat tulang iga dengan bonus daging, tapi kalau sedang hoki, irisan dagingnya akan melimpah hingga terasa enek dan mual di perut.

Opsi favorit saya lainnya, tekwan. Baso ikan super lembut dengan tambahan bihun dan jamur kuping membuat semakin ngiler. Kuah udangnya juga terasa gurih dan sedikit manis. Membuat saya tidak menolak kalau disuruh menghabiskan dua porsi (asumsi, makan tanpa nasi, dan perut dalam keadaan kosong). 

Dari segi harga, menurut saya masih reasonable lah, walaupun tambahan PPN 10 % kadang terasa genggeus. Tapi yasudahlah, saya mau melahap porsi tekwan kedua saya. Kamu sendiri, kapan mau kesini?


 Porsi pertama tekwan
 Daftar harga menu makanan
 Daftar harga menu minuman
Porsi kedua tekwan

Penipuan di media sosial bermodus like, share, and get

Postingan ketiga hari ini. Bukan karena saya yang terlalu rajin, tapi karena lama lama jengah juga lihat sindrom yang sedang ramai akhir akhir ini. Awalnya saya menyebutnya sebagai sindrom 10.000. Bukan 10.000 like, 10.000 share, atau 10.000 rupiah, tetapi 10.000 orang beruntung!

Pada awalnya, saya mendapatkan seorang teman menshare postingan sosial media dua brand sepatu olahraga terkenal, nike dan adidas. Keduanya menulis dengan jelas modus yang sama, 10.000 orang pertama yang follow, like, dan share, akan mendapatkan masing masing sepasang sepatu olahraga. Saya yang baru sempat mengintip ke akun instagram nike dan adidas, sempat tergoda untuk melakukan hal yang sama, mengingat saat itu kalau saya mulai mengikutinya, saya masih masuk ke kuota 10.000, way too early though.

Belum saya klik tombol ikuti, saya sudah curiga, dua brand ini, kalau tidak mau disebut brand premium, adalah produk mahal. Tidak mungkin mereka akan menghambur hamburkan uang begitu saja dengan manfaat yang tidak jelas untuk mereka. Ambil sepasang sepatu 500.000, maka mereka harus keluar uang 5 milyar untuk kegiatan seperti ini. Bukankah itu menarik (sekaligus menggelikan?).

Kecurigaan kedua, baik adidas ataupun nike, menggunakan kata kata promosi yang isinya sama persis. Coincidence? I guess not. Pelakunya sama, siapapun itu, mereka sudah pasti tipu tipu. Ditambah lagi, di bagian komentar hasil share teman saya, ada yang tertawa dan mengatakannya hoax. Meh, somehow I feel so sorry for him. Kesian aja sik. Malunya itu yang gak nahan.

Beberapa minggu berselang, sekarang di Line sedang heboh akun iBox Indonesia. Modusnya sama, 10.000 orang beruntung. Annoying? Yes. Poor for them? Hmmmm, slighly maybe. Padahal kalau mau berpikir sedikit lebih serius, hal seperti itu tidak akan ada, dan tidak akan pernah terjadi. Apple merupakan perusahaan premium, wah too premium compared with adidas or nike. Jangan bagi bagi iPhone 6, bagi bagi voucher iTunes sebesar 5 USD aja sepertinya tak mungkin. (Yang lebih menjengkelkan, ketika saya mengingatkan bahwa kemungkinan besar itu hoax, saya mendapatkan respons yang tidak sesuai ekspektasi saya). Hal yang paling konyol, ketika saya cek ke akun iBox di twitter, iBox Indonesia sendii mengklarifikasi kalau itu penipuan. Hemeh!!

Baru bernafas lega karena iBox selesai dengan kejelasan yang terpampang nyata, salah satu teman saya di line terkena GoPro, sama saja, hanya jumlah pemenang yang beruntung menjadi 1.250 orang saja. Tapi tetap saja saya mencibir karena sadar kalau itu sudah pasti hoax. Oh come on guys, could you be more aware with this kind of shits?

Yang saya khawatirkan, bukan sekedar penipuan, bagaimana kalau mereka tiba tiba melakukan pengaksesan ke data pribadi, menguasai akses ke akun kita dan mencuri beberapa informasi yang sifatnya confidential? Contoh yang paling memungkinkan kalau di instagram, mereka akan mengakses akun kita untuk menjadi follower bagi orang orang yang membayar ke hacker. Kalau di Line, entah bagaimana cara kerjanya, tapi sudah pasti tidak mungkin sesuatu yang baik baik saja.

Mungkin memang itu sudah bagian dari masyarakat kita, menjadi latah tanpa inspeksi dulu hal yang akan kita latahi. Kalau kita melihat lebih jauh, ada yang mirip antara share and get dengan pesan broadcast. Keinginan kita mendapatkan imbalan (dari materi, 'pahala', hingga sekedar pengakuan) membuat kita berpikir tidak ada salahnya untuk melakukan kedua hal itu. Tapi guys, lebih baik kalau kita melakukan inspeksi terlebih dahulu. Kalau memang kuis, apa memang akunnya shahih, kalau memang broadcast, apa memang beritanya tidak hoax atau malah hanya sekedar khayalan babu yang bersifat mengada ada. Masalah broadcast, saya jadi ingin tertawa mengingat beberapa teman saya yang sering broadcast tanpa mengecek akurasi berita, kemudian ketika dikonfrontasi, hanya bisa berkelit dengan mengatakan "Yah saya kan hanya meneruskan." SRLSY GYS, YYYYY?????

Konfirmasi akun official iBox Indonesia mengenai kepalsuan akun line iBox (yang menggelar event like, share, and get)

Akun instagram "Adidas" 

 Akun instagram "Nike"

 Konfirmasi akun twitter official Nike Indonesia kalau akun Instagram diatas adalah palsu.

Jumat, 03 April 2015

Asinan Sedap Gedong Dalam cabang Mangga Besar

Ini adalah postingan basi yang baru bisa saya post. Tidak parah kok, mungkin baru berlendir saja, belum sampai bau atau sampai berjamur.

Jika anda orang bogor, atau setidaknya pernah tinggal di bogor, apalagi cenderung vegetarian, maka pasti pernah tahu atau bahkan mencoba yang namanya asinan. Atau jangan jangan malah suka? Asinan sendiri sebenarnya tidak seasin namanya, malah lebih ke pedas, masam, atau gurih, tergantung jenis asinan yang anda pilih. 

Berdasarkan elemen penyusunnya, asinan bisa dibedakan menjadi asinan sayur dan asinan buah, tentu saja plus asinan campur. Sedangkan berdasarkan bumbunya, bisa dibedakan menjadi bumbu kacang atau bumbu air, tanpa ada yang namanya bumbu campur. 

Di bogor, sebagai kota yang terkenal akan asinannya, ada berbagai penjual asinan yang bisa dijumpai, dari sekedar asinan gerobakan, hingga toko asinan beken yang sudah terkenal seantero jagat. Toko asinan yang paling beken di bogor adalah Asinan Sedap Gedong Dalam, atau lebih beken lagi Asinan Gedong Dalam. Memang sedap, memang enak, dan memang nagih. Hehehe

Outlet paling beken di Bogor ada di Sukasari, berada di komplek Ruko samping Mall Ekalokasari, tepat di daerah bundaran Sukasari, sudah pasti mudah diakses. Komplek Ruko ini juga sudah beken sebagai pusat jajanan, karena disampingnya juga ada roti unyil cap venus yang juga sudah beken seantero jagat.

Hanya saja, kali ini saya tidak ke outlet paling bekennya, tetapi ke outletnya yang ada di Mangga Besar, karena itu yang rasanya paling mudah diakses dari lokasi saya saat ini. Outlet Mangga Besar, berada di deretan tempat makan, maka jangan heran kalau ternyata konsepnya berbeda dengan yang di Sukasari. Mengusung konsep tempat makan, maka jangan berpikir menemui gelato, dodol, manisan pala, dan tetek bengek jajanan yang bisa dijumpai di outlet Sukasari. Kalau di Mangga Besar, opsi yang bisa dipilih selain asinan, adalah berb
agai macam makanan, dari ayam bakar, nasi goreng, cah kangkung, hingga laksa bogor!

Sempat agak parno karena lokasinya yang sudah agak berumur (kalau tidak mau dikatakan tua), dan terlebih pengunjungnya kebanyakan adalah etnis Tionghoa, saya sempat berhenti mengaduk laksa saya, hingga saya melihat papan menu, dimana di sudut kanan atas ada tulisan arab gundul yang dibaca 'halal'. Perut yang sempat diam, akhirnya kembali meronta hingga semangkuk besar laksa tandas di perut. :)

Laksanya sedap, seperti asinannya. Yang bikin agak genggeus, semangkuk besar sepertinya tidak cukup. Harganya juga worthed kok, IMHO. Saat itu, saya membayar 23 ribu untuk asinan bumbu kacang (20 ribu untuk bumbu air), 25 ribu untuk laksa, dan 5 ribu untuk air mineral 600 ml. Kenyang? Ya. Puas? Ya.

Mungkin kedepannya, saya akan lebih sering bertandang kemari, mengingat penjual asinan bogor yang ada di pasar organik CFD di jalan sunda sepertinya sudah tidak pernah datang lagi.

Ps: foto nyusul, masih pake HP
 Tampak luar outlet
 Laksa ayam yang biking ngiler
 Suasana dalam outlet
 Daftar menu makanan di outlet Mangga Besar
Asinan sayur bumbu kacang

Saturday Morning Rush

have interest in two things in weekend's morning, exploring jakarta and light jog. Yah sebenernya, ada lagi sih, seperti misalnya belanja dan ngebo, tapi mari kesampingkan dua aktivitas yang gak bisa dibanggakan tersebut.

Saya mulai hari dengan berlari, bukan berlari dari ingatan tentang mantan, bukan pula berlari dari kejaran debt collector. Untuk sabtu pagi, saya paling suka dan paling nyaman lari di kawasan monas. Niatan lari lari sambil cuci mata di thamrin sudirman sudah pasti tidak akan bisa terwujud karena tidak ada pemblokiran kendaraan dengan kedok car free day. Berangkat jam 6.30, saya berlari ringan ke monas, dengan jarak tempuh tepat 5 km. Pssstttt, to bo honest, I take a break with walking in 3rd km. Thehehe
Sudah lari, saya teringat bahwa ada penjual tanaman hias di kolong jembatan kereta di daerah cikini. Dulu saya tidak sengaja ke daerah itu, tetapi lebih ke arah tersesat disebabkan oleh tukang ojek yang sesat. Dari monas, saya sebenarnya bisa langsung ke arah cikini, tetapi mengingat jaraknya lumayan, maka saya memutuskan ke stasiun juanda, lalu naik KRL untuk berpindah dua stasiun. Penting? Tentu saja tidak, tapi saya terlalu malas untuk berjalan kaki. Ahahaha

Sampai di stasiun Cikini, saya tidak tahu ke arah mana saya harus mencari, ke arah manggarai, atau gondangdia? Bertanya ke satpam juga tidak membuahkan hasil, satpam ternyata tidak menguasai medan. Yang memberi informasi mengenai 'tukang kembang' kepada saya justru penumpang lain, yang ternyata salah. Kok salah? Saya mencari nurseri, malah ditunjukkan florist. Merasa salah, saya terus berjalan di jalan proklamasi ke arah manggarai. Hingga saya menyadari kalau ternyata rel semakin rendah, maka saya sadar kalau saya semakin salah. 

Berputar arah 180o, saya kembali ke arah gondangdia, mencari nurseri yang saya cari. Yang sempat saya lihat, ternyata di pinggir jalan proklamasi, ada bangunan tua yang agak menyeramkan. Banyak alang alang yang tumbuh di halaman depan, bangunan lama dari jaman Belanda, dan pohon trembesi berumur puluhan tahun di sudut halaman, membuat saya berpikir kalau bangunan ini cocok menjadi lokasi shoting film horror indonesia berikutnya. Terserah mau horror betulan atau horror berbau selangkangan, saya tetap tidak akan menonton. Satu hal yang membuat saya semakin penasaran, ada beberapa atribut bendera merah putih yang sudah kusam di beberapa bagian pagar.
Stasiun cikini memang sudah berbeda dengan kondisi dulu. Kalau dulu di pintu keluar utara dipenuhi dengan berbagai macam penjual, terutama perajin parcell dan florist, maka sekarang jauh lebih baik. Suasana yang sangat sepi dan perbaikan disana sini, membuat semakin senang melihatnya. 
Saya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri jalan probolinggo di samping stasiun cikini arah ke gondangdia. Nursery yang saya cari memang ada, tetapi kondisinya ternyata tidak sebaik image awal yang saya dapatkan. Hingga akhirnya saya menyerah, memang lebih baik kalau saya mencari di daerah senayan atau ragunan. Satu yang saya suka, di daerah ini masih banyak pohon rindang di pinggir jalan sehingga tidak terasa panas. Yah project berikutnya, mungkin bisa mencari rute jogging alternatif yang bukan mainstream seperti jalan jalan ini. Daerah menteng mungkin bisa, tapi arus lalu lintas yang cukup ramai membuat saya harus berpikir ulang untuk memasukkannya ke dalam daftar.
Perjalanan saya akhiri di Masjid Cut Mutia. Masjid dengan gaya bangunan yang tidak biasa ini memang unik. Saya sendiri baru tahu kalau ini masjid, dan ini namanya Cut Mutia. Dulu saya berpikir yang disebut Cut Mutia itu adalah Cut Nyak Dien, masjid tetangga yang sepelemparan batu dari Cut Mutia. 
Ps: karena lewat HP dan kuota mepet, maka foto foto nyusul.
 
 Bonus: Gear baru saya :)

Rabu, 01 April 2015

DIY Project: Menyemai biji alpukat sendiri (lots of fun, though)

Oke, I'll tell you. Gue anak pertanian, lulus dari program studi S1 pertanian, punya minat yang besar di dunia pertanian. Kerja kantoran dengan tempat tinggal di kosan, tidak heran kalau gue sempat depresi karena tidak bisa menyalurkan hasrat bercocok tanam sebagaimana mestinya *halah. Memang tidak mudah untuk bisa bercocok tanam di kosan, namun ternyata ada juga aktivitas bercocok tanam yang memungkinkan untuk dilaksanakan di kosan. Tidak seperti berkebun memang, tapi lumayan lah untuk aktivitas menyalurkan hobi, sekaligus menambah hijau hijau di kosan. Kegiatan yang saya pilih adalah menanam alpukat dari biji dengan media air. Praktis, simpel, dan menyenangkan. Karena ketiga hal tersebut, agaknya cocok juga untuk mengajarkan anak kecil terhadap konsep DIY Gardening.

1. Mengumpulkan Biji Alpukat
Langkah pertama yang harus kita lakukan tentu saja mencari biji alpukat untuk dikecambahkan. Sumbernya bermacam macam, dari meminta ke tukang jus, membeli buah untuk diambil bijinya, hingga memungut buah busuk yang dibuah oleh penjual buah di pasar (khusus untuk cara terakhir, tentu saja membutuhkan nyali ekstra). Untuk kali ini, akan dibahas cara yang paling 'wajar', membeli buah alpukat untuk diproses bijinya.

Buah Alpukat yang siap untuk diproses

2. Membersihkan biji untuk diproses
Buah alpukat yang sudah dibeli, dibelah dengan menggunakan pisau secara berhati hati sehingga menimbulkan luka seminimal mungkin ke endosperm biji. Biji dibersihkan dari sisa daging buah yang masih menempel. Sebisa mungkin, kulit biji yang berwarna coklat (atau kadang kehitaman), langsung dikupas dan dibuang. kulit biji tersebut seringkali masih mengandung daging buah, sehingga jika disemaikan  akan berpeluang untuk tumbuh jamur juga.




Biji yang sedang dibersihkan dari kulitnya

3. Membuat biji pecah
Biji yang sudah bersih, kemudian disimpan pada tempat gelap dan lembab selama beberapa hari hingga biji pecah. yang sering saya lakukan adalah dengan cara menyusun biji secara berdiri tegak (sisi runcing biji di atas, sedangkan sisi datar berada di bawah), kemudian memberikan air merata di bagian dasar wadah. Selama beberapa hari kemudian, maka biji akan mulai retak dan bisa diintip lokasi calon akar dan calon batangnya.






Biji yang sudah pecah dan siap untuk diproses

4. Menyiapkan biji supaya mau mengeluarkan akar dan tunas
Biji yang sudah pecah, kemudian diatur supaya mau mengeluarkan tunas dan akar. Karena cadangan makanan dalam biji alpukat cukup besar (bisa dilihat dari ukuran bijinya), maka untuk mengecambahkannya bisa dengan menggunakan air saja, tanpa perlu nutrisi tambahan (kalau saya sendiri, menggunakan air PAM yang mengandung klorin). Biji yang pecah, jika diintip pada lokasi celahnya, maka akan terlihat bagian yang masih merekatkan kedua kotiledonnya, bagian tersebut adalah calon tunas dan calon akar. Khusus untuk bagian atas (biji yang runcing), maka akan menjadi calon tunas, sedangkan biji yang tumpul, akan menjadi calon akar. Supaya tanaman bisa tumbuh dengan baik, maka perlu diatur supaya akar tanaman tetap terendam air, tetapi tunasnya selalu kering. Untuk itu, perlu dibuatkan penahan supaya tanaman selalu dalam posisi tepat. Alat yang paling mudah, adalah tusuk gigi yang ditusukkan ke sisi luar biji sehingga bisa menahan supaya biji tidak terjatuh ke dalam air. lokasi tusukan harus diperkirakan dengan baik supaya akar tetap terendam air, tetapi lokasi tunasnya tetap kering.
Ilustrasi penusukan dengan tusuk gigi yang dipotong menjadi dua

5. Perawatan berikutnya
Perawatan yang harus dilakukan berikutnya adalah menambahkan air secara berkala di container yang berisi air di bawahnya. Untuk container ini sendiri, bisa menggunakan gelas, botol berbentuk aneh, dll. Tetapi saya memilih menggunakan gelas plastik untuk pesta. bukan akrena saya suka pesta, bukan, tetapi karena mduah didapatkan dan harganya murah. Tinggi air agar selalu dipantau sehingga jumlahnya tidak membuat akar kering, tetapi juga menjaga tunas tidak terendam.
Biji yang sudah disusun dan siap untuk dirawat

6. Tanaman sudah cukup besar dan siap ditanam
Setelah beberapa waktu, rentangnya bervariasi, namun biasanya 6-8 minggu sudah terlihat hasilnya, maka tanaman akan memiliki tuans yang cukup vigor dan akar yang lebat. Saat itu, tanaman sudah bisa dipindahkan ke media tanam seperti potting mix.

 Biji dengan tunas sehat yang bisa dipindahkan ke media padat

7. Kendala
Ada beberapa kendala yang biasa dijumpai dalam kegiatan ini, misalnya
a. Biji yang tidak mau berkecambah
b. Biji terinfeksi bakteri, biasanya karena adanya luka bekas potongan, sehingga biji mengeluarkan lendir, dan lama lama menjadi busuk
c. Biji terinfeksi cendawan, biasanya akrena ada sisa daging buah, ada luka sebelumnya, dan terutama karena lingkungan yang kurang bersih.

Gambar biji terserang cendawan



Cara membuat benih pepaya Callina sendiri


Pendahuluan:
Pepaya merupakan buah yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Rasanya yang manis dan banyak mengandung air, membuat pepaya merupakan buah yang banyak disukai masyarakat. Disamping itu, pepaya banyak mengandung serat pangan yang berguna untuk melancarkan pencernaan, yang mana sangat bagus bagi kaum lansia.

Perbanyakan pepaya bisa dilakukan secara vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif, perbanyakannya adalah melalui stek batang. Perbanyakan dengan cara ini menghasilkan tanaman yang bersifat true to type, namun kelemahannya adalah stek mudah busuk karena pepaya bersifat sukulen. Ketika tanaman sudah tumbuh, maka sistem perakarannya adalah serabut, sehingga tanaman mudah roboh jika terkena gangguan (angin, hujan, binatang, buah terlalu lebat, dll).

Perbanyakan pepaya secara generatif banyak digunakan secara luas. Dibandingkan stek batang, perbanyakan secara generatif lebih praktis dan ekonomis, tetapi perbanyakan secara generatif memerlukan trik tersendiri supaya bisa berlangsung dengan baik.

1. Tinjauan morfologi bunga pepaya
Pepaya merupakan tanaman berumah dua (atau tiga?), karena masing masing tanaman memiliki tipe seks tersendiri yang tersandi di seluruh gen pada tanaman. Hal tersebut berbeda dengan kelapa sawit yang satu tanaman bisa mengeluarkan bunga betina atau bunga jantan tergantung ekspresi gennya yang dipicu oleh kondisi lingkungannya.

Pada pepaya dikenal ada tiga tipe seks, yaitu jantan, betina, dan hermaphrodit. Pepaya jantan, secara umum akan terus menghasilkan bunga jantan, yang tidak memiliki putik, sehingga tidak bisa membentuk buah. Pepaya betina, tidak memiliki benang sari, sehingga tidak bisa membentuk buah tanpa diserbuki bunga jantan atau hermafrodit. Pepaya hermafrodit, dalam bunganya ada putik dan benang sari, sehingga dia bisa menyerbuki dirinya sendiri dan bisa membentuk buah tanpa bantuan bunga lain.

Dengan kombinasi seperti itu, maka ada beberapa tipe persilangan.
1. Bunga betina x bunga jantan
2. Bunga betina x bunga hermafrodit
3. Bunga hermafrodit x bunga jantan
4. Bunga hermafrodit x bunga hermafrodit

2. Tinjauan genetis bunga pepaya
Tiga bunga pepaya tersebut, diklasifikasikan berdasarkan tipe kromosom seksnya. Karena tanaman pepaya bersifat diploid, maka susunan kromosomnya terdiri dari sepasang kromosom homolog pada kondisi gen autosom. Dari studi kromosom seks pepaya, didapatkan bahwa gen jantan bersifat dominan, sehingga dikodekan sebagai 'M', sedangkan gen betina bersifat resesif, sehingga dikodekan sebagai 'm'. Gen hermafrodit, pada dasarnya adalah gen jantan yang tereduksi, sehingga dikodekan sebagai 'M+'. Aturan lain, tanaman dengan dua gen dominan, akan bersifat lethal, atau embrionya tidak akan bertahan hidup, sehingga tanamannya tidak akan pernah ada.

Dengan demikian, maka kombinasi gen yang akan ada adalah sebagai berikut:
1. MM, lethal, secara alami tidak terbentuk
2. MM+, lethal
3. Mm, jantan, tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi
4. M+M+, lethal
5. M+m, hermafrodit, bernilai ekonomis tinggi
6. mm, betina, nilai ekonomisnya tidak terlalu tinggi

3. Kombinasi persilangan buah pepaya.
Dari poin 1, didapatkan 4 kombinasi persilangan yang bisa dilaksanakan. Masing masing persilangan akan menghasilkan kombinasi keturunan yang berbeda beda karena gen yang terlibat didalamnya juga berbeda. Berikut hasil kombinasi keturunan yang bisa dipereroleh.
a. Betina (mm) x jantan (Mm)
Betina akan menghasilkan gamet m dan m, sedangkan jantan akan menghasilkan gamet M dan m, dengan demikian, maka rasio keturunan yang akan diperoleh adalah Mm (jantan) 50 % dan mm (betina) 50 %.
b. Betina (mm) x hermafrodit (M+m)
Gamet betina adalah m dan m, sedangkan gamet hermafrodit adalah M+ dan m, rasio keturunan adalah M+m (hermafrodit) dan mm (betina) dengan rasio 1:1
c. Hermafrodit (M+m) x Jantan (Mm)
Gamet hermafrodit adalah M+ dan m, sedangkan gamet jantan adalah M dan m. Dengan demikian, keturunannya adalah M+M (lethal), M+m (hermafrodit), Mm (jantan), dan mm(betina). Dengan perbandingan 1:1:1:1.
d. Hermafrodit (M+m) x hermafrodit (M+m)
Gamet yang terbentuk dari kedua tetua adalah M+ dan m, sehingga kombinasi keturunan yang bisa diperoleh adalah M+M+ (lethal), M+m (hermafrodit), dan mm (betina), dengan perbandingan 1:2:1.
Khusus untuk poin c dan d, pada masing masing poin ada 25 % tanaman lethal, sehingga mengurangi jumlah biji yang akan tumbuh. Dari misalnya 100 biji yang disemai, hanya akan ada maksimal 75 biji yang berkecambah dan tumbuh. Secara kuantitas, memang poin a dan b memberikan hasil dalam jumlah yang lebih besar, tetapi secara kualitas, poin c dan d adalah opsi terbaik, jika dihitung secara ekonomi.

4. Pemilihan buah untuk diproses menjadi benih.

Idealnya, buah pepaya yang digunakan sebagai benih harus memiliki identitas yang jelas, kemudian memiliki kualitas yang baik, dan berasal dari persilangan yang terkontrol untuk mencegah adanya kontaminasi benih. Hal tersebut sukar dipenuhi untuk kalangan petani kecil atau segmen hobiis. Cara yang bisa ditempuh adalah membeli benih pepaya dari produsen yang terpercaya -dalam hal ini, PKHT - IPB atau corporate IPB yang telah ada yang bertujuan untuk memproduksi benih. Kendalanya, kemasan benih pepaya yang ada berisi 250 - 300 benih, dimana jumlahnya sangat besar. Kendala lain, benih pepaya tidak bisa disimpan lama sehingga harus segera dihabiskan. Dengan kondisi tersebut, maka minimal harus menanam untuk areal seluas 1 hektar (dengan jarak tanam 2.5 m x 2.5 m).

Untuk mengatasi hal tersebut bisa dilakukan dengan memproses benih sendiri. Berdasarkan nilai ekonomi masing masing pepaya tersebut, maka sebaiknya dipilih persilangan yang menghasilkan keturunan hermafrodit tertinggi. Dengan demikian opsi yang paling baik adalah buah hermafrodit. Buah hermafrodit adalah buah yang banyak dijual di pasaran. Untuk membedakan buah hermafrodit dan buah betina, bisa dilihat dari fisiknya. Buah betina cenderung lebih membulat jika dibandingkan dengan buah hermafrodit. Selain itu, jika dibelah, buah betina memiliki daging buah yang lebih tipis dan rasa buahnya kurang manis jika dibandingkan dengan buah hermafrodit.

Untuk memperoleh buah hermafrodit betina, kita bisa ke supermarket untuk lebih mudahnya. Disana akan dijumpai 100 % buah hermafrodit. Kendalanya, buah hermafrodit yang ada di supermarket biasanya masih belum terlalu tua ketika dipetik, sehingga ditakutkan benihnya belum matang secara sempurna. Untuk itu, pilihlah buah pepaya yang sudah tua saat dipetik, cirinya, sudah hampir tidak ada semburat hijau di kulit buah.

5. Pemrosesan buah pepaya menjadi benih

Buah yang sudah terpilih, kemudian siap untuk diproses. Buah dibelah untuk mengeluarkan bijinya. Supaya mudah, pembelahan sebaiknya secara membujur untuk memudahkan pengeluaran biji dari buah. Biji yang sudah dikeluarkan kemudian dimasukkan ke dalam wadah berisi air untuk memilih biji yang bagus. Biji yang bagus berwarna gelap dan tenggelam, sedangkan biji yang masih terapung harus dibuang karena tidak akan tumbuh karena belum matang atau tidak berkembang.


Biji yang sudah tenggelam kemudian dipecahkan kulit arinya satu persatu. Ada rumor yang mengatakan bahwa biji yang tidak dipecahkan akan tumbuh menjadi pohon jantan (walaupun sudah jelas salah karena pohon jantan sepenuhnya disebabkan oleh genetika), tetapi untuk alasan kenyamanan, saya memilih untuk memecahkan kulit ari. Di dalam kulit ari terdapat cairan berwarna keruh yang membuat saya berasumsi itu harus dibuang.

Biji yang sudah dipecahkan, kemudian dibilas dengan air bersih dan kemudian dikering anginkan di atas permukaan kertas koran atau tisu. pengeringan angin dilakukan seperlunya saja, karena benih pepaya tidak bisa disimpan terlalu lama. Benih yang sudah kering, ada baiknya segera disemai untuk menjadi bibit bibit pepaya baru.


 Biji yang masih bercampur (baru dikeluarkan dari buah)
 Biji afkir yang harus dibuang

 Biji pepaya bersih yang siap diproses

 Kulit ari biji yang akan dibuang

 Benih bersih yang sedang dikeringanginkan

 Tunas pepaya yang berumur 3-4 minggu setelah semai