Rabu, 01 April 2015

DIY Project: Menyemai biji alpukat sendiri (lots of fun, though)

Oke, I'll tell you. Gue anak pertanian, lulus dari program studi S1 pertanian, punya minat yang besar di dunia pertanian. Kerja kantoran dengan tempat tinggal di kosan, tidak heran kalau gue sempat depresi karena tidak bisa menyalurkan hasrat bercocok tanam sebagaimana mestinya *halah. Memang tidak mudah untuk bisa bercocok tanam di kosan, namun ternyata ada juga aktivitas bercocok tanam yang memungkinkan untuk dilaksanakan di kosan. Tidak seperti berkebun memang, tapi lumayan lah untuk aktivitas menyalurkan hobi, sekaligus menambah hijau hijau di kosan. Kegiatan yang saya pilih adalah menanam alpukat dari biji dengan media air. Praktis, simpel, dan menyenangkan. Karena ketiga hal tersebut, agaknya cocok juga untuk mengajarkan anak kecil terhadap konsep DIY Gardening.

1. Mengumpulkan Biji Alpukat
Langkah pertama yang harus kita lakukan tentu saja mencari biji alpukat untuk dikecambahkan. Sumbernya bermacam macam, dari meminta ke tukang jus, membeli buah untuk diambil bijinya, hingga memungut buah busuk yang dibuah oleh penjual buah di pasar (khusus untuk cara terakhir, tentu saja membutuhkan nyali ekstra). Untuk kali ini, akan dibahas cara yang paling 'wajar', membeli buah alpukat untuk diproses bijinya.

Buah Alpukat yang siap untuk diproses

2. Membersihkan biji untuk diproses
Buah alpukat yang sudah dibeli, dibelah dengan menggunakan pisau secara berhati hati sehingga menimbulkan luka seminimal mungkin ke endosperm biji. Biji dibersihkan dari sisa daging buah yang masih menempel. Sebisa mungkin, kulit biji yang berwarna coklat (atau kadang kehitaman), langsung dikupas dan dibuang. kulit biji tersebut seringkali masih mengandung daging buah, sehingga jika disemaikan  akan berpeluang untuk tumbuh jamur juga.




Biji yang sedang dibersihkan dari kulitnya

3. Membuat biji pecah
Biji yang sudah bersih, kemudian disimpan pada tempat gelap dan lembab selama beberapa hari hingga biji pecah. yang sering saya lakukan adalah dengan cara menyusun biji secara berdiri tegak (sisi runcing biji di atas, sedangkan sisi datar berada di bawah), kemudian memberikan air merata di bagian dasar wadah. Selama beberapa hari kemudian, maka biji akan mulai retak dan bisa diintip lokasi calon akar dan calon batangnya.






Biji yang sudah pecah dan siap untuk diproses

4. Menyiapkan biji supaya mau mengeluarkan akar dan tunas
Biji yang sudah pecah, kemudian diatur supaya mau mengeluarkan tunas dan akar. Karena cadangan makanan dalam biji alpukat cukup besar (bisa dilihat dari ukuran bijinya), maka untuk mengecambahkannya bisa dengan menggunakan air saja, tanpa perlu nutrisi tambahan (kalau saya sendiri, menggunakan air PAM yang mengandung klorin). Biji yang pecah, jika diintip pada lokasi celahnya, maka akan terlihat bagian yang masih merekatkan kedua kotiledonnya, bagian tersebut adalah calon tunas dan calon akar. Khusus untuk bagian atas (biji yang runcing), maka akan menjadi calon tunas, sedangkan biji yang tumpul, akan menjadi calon akar. Supaya tanaman bisa tumbuh dengan baik, maka perlu diatur supaya akar tanaman tetap terendam air, tetapi tunasnya selalu kering. Untuk itu, perlu dibuatkan penahan supaya tanaman selalu dalam posisi tepat. Alat yang paling mudah, adalah tusuk gigi yang ditusukkan ke sisi luar biji sehingga bisa menahan supaya biji tidak terjatuh ke dalam air. lokasi tusukan harus diperkirakan dengan baik supaya akar tetap terendam air, tetapi lokasi tunasnya tetap kering.
Ilustrasi penusukan dengan tusuk gigi yang dipotong menjadi dua

5. Perawatan berikutnya
Perawatan yang harus dilakukan berikutnya adalah menambahkan air secara berkala di container yang berisi air di bawahnya. Untuk container ini sendiri, bisa menggunakan gelas, botol berbentuk aneh, dll. Tetapi saya memilih menggunakan gelas plastik untuk pesta. bukan akrena saya suka pesta, bukan, tetapi karena mduah didapatkan dan harganya murah. Tinggi air agar selalu dipantau sehingga jumlahnya tidak membuat akar kering, tetapi juga menjaga tunas tidak terendam.
Biji yang sudah disusun dan siap untuk dirawat

6. Tanaman sudah cukup besar dan siap ditanam
Setelah beberapa waktu, rentangnya bervariasi, namun biasanya 6-8 minggu sudah terlihat hasilnya, maka tanaman akan memiliki tuans yang cukup vigor dan akar yang lebat. Saat itu, tanaman sudah bisa dipindahkan ke media tanam seperti potting mix.

 Biji dengan tunas sehat yang bisa dipindahkan ke media padat

7. Kendala
Ada beberapa kendala yang biasa dijumpai dalam kegiatan ini, misalnya
a. Biji yang tidak mau berkecambah
b. Biji terinfeksi bakteri, biasanya karena adanya luka bekas potongan, sehingga biji mengeluarkan lendir, dan lama lama menjadi busuk
c. Biji terinfeksi cendawan, biasanya akrena ada sisa daging buah, ada luka sebelumnya, dan terutama karena lingkungan yang kurang bersih.

Gambar biji terserang cendawan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar