Minggu, 14 Desember 2014

Curug Cilember vs Curug Nangka, which one do you prefer more?


Well, here's coming another not-so-important stories to posted. temanya kali ini sekitar jalan - jalan. kalau gak terlalu updated, ya it's your loss, karena kunjungan hue ke dua lokasi ini gak bisa dibilang baru. bahkan ke curug cilember aja pas gue masih semester 6, artinya kurang lebih udah 4.5 tahun lalu. Omaigosh, gue udah tua. Fak! lol

Curug cilember dan curug nangka adalah dua destinasi alam yang cukup terkenal di daerah bogor. ada beberapa persamaan dan perbedaan yang cukup mencolok di kedua obyek wisata ini.

A. Persamaan:
1. Baik Curug Nangka mapun Curug Cilember merupakan air terjun (you don't say bitch, lol). Curug Nangla maupun Curug Cilember merupakan air terjun yang berada di kaki gunung, dengan suhu air yang bisa sama sama breezing.
2. Curug Nangka dan Curug Cilember merupakan destinasi wisata yang sama sama ramai dikunjungi, dan kebanyakan adalah anak anak labil yang entah apa tujuannya.

B. Perbedaan:
1. Infrastruktur penunjang
Curug Nangka merupakan destinasi yang terbatas, atau mungkin sangat terbatas dengan segala keterbatasannya. minimnya infrastruktur membuat pengunjung agak ogah ogahan. jauh berbeda dengan saudara kembarnya Curug Cilember
- Stepping Path
Stepping Path di Curug Cilember masih berada dalam kondisi yang bagus, terawat, dan landai. Sedangkan di  Curug Nangka, tak semua berupa jalan beton, ada juga jalan setapak dari tanah yang akdang sangat sempit.
- Object Penunjang
Di Curug Nangka, jangan berharap menemukan kondisi estetika buatan manusia dalam kondisi baik. Kalau di Curug Cilember, begitu masuk kita menemukan taman yang terawat rapi, air mancur, kolam ikan, dan lain sebagainya, di Curug Nangka, well, I'm frankly speaking that you won't find so.
- Fasilitas lain lain
 Di Curug Cilember, fasilitas penunjangnya sangat banyak dan baik. Ada cottage yang bisa disewa, areal perkemahan, hingga musholla, semuanya ada dan dalam kondisi sangat baik. Kalau di Curug Nangka, mungkin anda cukup puas dengan kamar ganti yang dibangun serampangan dengan tarif 2.000 per masuk. Pos pos istirahat juga mungkin kalau anda tidak cukup berani untuk duduk di pos pandang/gardu jaga dari bambu yang sudah agak "kriet kriet", maka puaskanlah diri anda untuk duduk duduk di batu atau pinggir jalan saja. lol
- Extra additional
 Khusus di Curug Cilember, ada fasilitas tambahan bernama Taman Kupu Kupu. Bangunan berupa Dome yang sangat edukatif dan konservatif untuk beberapa species, khususnya Troides helena. Kalau di Curug Nangka, well, hehehe, I guess I'm not going to say anything.
- Kantin, or Food Court?
Mulai lapar... mulai lapar... (whoops, salah, kita gak di endorse sama produsen snack itu). Kalau lapar, pilihannya juga agak berbeda. kalau di Curug Cilember bertebaran food court dengan pilihan makanan yang beraneka ragam, maka di Curug Nangka opsinya terbatas, mungkin popmi, mi instan, atau warung sunda dengan berbagai jenis lalapan. wasn't a great deal I guess, karena opsi makanan sunda nya juga representasi yang sangat baik bagi budaya masyarakat sekitar.

2. Akses ke main object
Well well, infrastruktur penunjang berakibat ke beratnya proses struggle yang harus kita lalui untuk ke object utama (yaitu air terjun). 

Di Curug Cilember, pembangunan yang sudah cukup pesat membuat kondisi fasilitas seperti jalan setapak masih dalam kondisi baik dan sangat terawat. ditambah, karena aksesnya yang lebih landai membuat kita nyaman nyaman saja sepanjang perjalanan. 

Sedangkan di Curug Nangka, selain destinasinya agak jauh, terjalnya medan dan hampir tidak ada sentuhan pembangunan, seringkali kita harus melewati jalan setapak dari tanah. dan atau jika melalui jalan setapak dari beton, kebanyakan sudah hancur dan puingnya sering membuat harus ekstra hati hati supaya tidak terpeleset.

Hal lainnya, kalau di Curug Cilember akses jalan mulus dari kita masuk hingga ke air terjun, di Curug Nangka berbeda dan lebih menantang adrenalin. harus melewati jalan terjal, berat, licin, sempit, atau bahkan kita harus melompat di antara batu batuan sungai

Oiya, kalau berkunjung ke Curug Nangka harus memperhatikan waktu juga. Saat puncak musim penghujan, selain hujan yang bisa turun kapan saja, bisa jadi ada longsoran tanah di kanan dan kiri jalan setapak yang cukup membuat bergidik, atau paling tidak, menambah proses struggle kita menuju air terjun.

3. HargaTiket Masuk
 Dulu, jaman ke Curug Nangka 4.5 tahun yang lalu, harga tiket masuk hanya satu, dan itu nilainya hanya Rp. 2.500, atau malah Rp. 1.500 ya? lupa pastinya. meskipun kini harga tiketnya sudah naik dengan tingkat yang cukup mengagetkan, tapi menurut gue, masih tetep lebih murah dibandingkan Curug Cilember.

4. Jenis Pengunjung
Ini yang paling unik, karena kondisi geografis Curug Cilember yang masih di sekitar cisarua dan berdekatan dengan beberapa destinasi unggulan lain, maka tidak jarang banyak turis mancanegara yang berseliweran. Namun satu yang paling genggeus, banyak arab disini. dengan cadar dan dresscode hitam untuk perempuan, dan baju casual untuk laki lakinya. dengan anak yang menggemaskan namun kadang jitakable.

5. Originalitas
Pada kondisi umum, curug Nangka masih kalah ramai jika dibandingkan dengan Curug Cilember. Hal ini memiliki beberapa implikasi positif, misalnya:
a. Kondisi alam yang masih lestari.
b. Masih cukup private kalau tidak mau berdesak desakan dengan strangers.

A. Curug Cilember





 


B. Curug Nangka


 



Overall, walaupun gue banyak menulis review negatif mengenai curug nangka, gue lebih milih Curug Nangka dibandingkan dengan Curug Cilember. Here's why:
a. Curug Cilember is so overrated, dan gue gak suka sama hal hal berbau seperti itu, seringkali ekspektasi yang terlalu tinggi membuat kita gak puas karena excitement yang berlebihan.
b. Curug Nangka masih asri, sepi dari peradaban yang menggangu niatan kita untuk menikmati alam. satu yang paling gue gak suka adalah pembangunan kamar ganti/toilet yang sifatnya sangat serampangan dan gak teratur

Tips kalau mau ke Curug Nangka:
a. Upayakan sampai di lokasi sebelum jam 8. Saat itu kondisi masih sangat sepi sehingga bener bener terasa air terjun private.
b. Kalau mau sensasi yang lebih chilly, datanglah pada sekitaran musim hujan, dan setelah semalamnya turun hujan, maka kabut yang terlihat di antara kanopi pohon di kejauhan menjadi efek khusus yang mencekam (halah), ditambah dengan suara serangga hutan seperti tongeret dan belalang pohon.
c. Kalau mau effect foto yang lebih dramatis, ada air terjun di bawah yang jarang orang tau, akses memang lebih susah, tapi worth the pain (kalau menurut gue)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar