Selasa, 23 Desember 2014

Night at the Museum: Secret of the Tomb

Okay, I'd try to be honest. Gue belum nonton night at the museum 1 & 2. Gue hanya berharap film ketiganya ini bisa gue tangkap artinya tanpa harus menonton pre sequelnya terlebih dahulu.

Entah kenapa gue penasaran sama film ini. Titled with museum, might be? sesuatu yang paling gue suka, mungkin setelah tiramisu dan teh melati. Lol. Beberapa kali melihat teasernya di Film film yang gue tonton sebelumnya, terakhir di Exodus bersrti, membuat gue penasaran tentang alur cerita film ini. Yah setidaknya gue berharap old stereotype yang berbunyi teaser selalu lebih bagus daripada film aktualnya gak berlaku disini. Karena teaser juga menambah keinginan gue melihat film ini. Hal lain, adanya Robin Williams juga bisa jadi nilai tambah bagi calon penonton. Someone who passed away always appreciated better than they're alive, aren't they? yah memang gue juga sadar kalau nama robin william cukup besar daripada harus sekedar menjadi figuran atau pemeran pembantu (i didn't mean it literally, of course, kemudian muncul image robin williams di film Mrs. Doubtfire, lol.

Plot ceritanya sendiri kurang lebih seperti ini. Larry mendapatkan laporan bahwa tablet ajaib yang membuat semua isi museum hidup di malam hari, mulai berkarat. Larry yang sedang fokus dengan pentas malam di museum, menunda hingga besok pagi untuk menyelidiki hal tersebut. Di tengah pentas, karat bertambah parah hingga semua acara menjadi chaos. Larry yang bingung, menyelidiki sejarah tablet tersebut dan membawa ke perjuangannya ke london, mencari cara mengatasi karat tablet, yang ternyata, mengancam kehidupan semua koleksi museum.

Cerita film ini tak terlalu berat, meskipun di beberapa bagian kesan swinging the moods cukup sampai ke penonton. Namanya juga film dengan rating remaja, jangan heran kalau ada cerita tentang Larry dan anaknya, Nicky, mengenai kisah Nicky yang sedang mencari jatidiri. Meskipun begitu, title mood swing tetap bakal gue sematkan karena ada beberapa bagian yang membuat marah ketika karakter Lancelot membuat onar. Lalu kita menjadi sedih saat semua koleksi museum kehilangan nyawa dan kembali menjadi benda mati. Tetapi sebenarnya, bagian paling banyak adalah tertawa terbahak ketika berbagai keonaran diciptakan koleksi museum.

Aktingnya sendiri juga menurut gue gak buruk. Walter Mitty, eh, maksud gue Larry, berakting dengan baik. So do Rosevelt. Yang mungkin agak ganggu adalah Larry yang agak banyak bicara, dan banyak berkontemplasi mengenai masalah atau situasi yang dihadapinya. Kaaau dibilang bijak mungkin iya, tapi juga gak salah kalau terkesan menggurui. Yah jarak keduanya hanya masalah perspektif saja sebenarnya.

Dan sekarang mungkin bagian yang paling mengundang dosa, glitch revealing! lol
1. Saat excavation, ada penduduk lokal yang marah karena mengusik makam Firaun. Well, it doesn't sounds wrong, tapi dia sudah ikut sebagai crew penggalian. Selama ini lu kemana aja Pak? yah mari berpikiran positif, anggap saja dia penduduk lokal yang sedang melintas.
2. Tablet sudah membuat semua museum hidup selama ini, tapi begitu daya habis rasanya terlalu cepat. Kemudian, gue pikir recharge nya terlalu cepat. Tidak sampai 1 menit sudah full powered. I think Apple should reveal the truth behind tablet's power storage, so my dumb iPhone could last for years without any charging. Lol
3. Item koleksi National History Museum masih hidup sampai mereka kembali ke New York. Mungkin bisa jadi, kalau mereka selalu dalam perjalanan malam dari London ke New York, but it's still weird.
4. Patung penunggang kuda di depan museum tidak pernah hidup agaknya. Apakah dia ada di luar museum? Oh come on, 5 patung singa di London bisa hidup, tetapi yang ini tidak bisa. They're all under same sky.
 
Weeellllll, I'm higly recomend if you're wanting badly to watch this movie. As the last (rumor has it) sequel of Night at the Museum, this movie sure does entertain me. So I guess I'll give 4,5 from 5 stars (I'm quite generous, am not I?).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar